Sejarah
Riwayat hidup Ki Ngabehi Soerodiwirjo
Persaudaraan
setia hati terate didirikan oleh ki ageng soero diwirjo atau lebih di
kenal dengan nama Ki Ngabehi Soerodiwirjo semasa kecil beliau bernama
“Muhammad Masdan”, lahir pada hari Sabtu Pahing tahun 1869, di Gresik,
Jawa Timur merupakan putra pendiri calon pondok pesantren Tebu Ireng,
Jombang, Jawa Timur.
( Ki Ngabehi Soerodiwirjo ) |
Sejak di pondok pesantren Tebu Ireng beliau sangat gemar mengikuti latihan – latihan olahraga sekaligus seni beladiri Pencak Silat. pada tahun 1885, beliau pindah ke Bandung di karena tuntutan pekerjaan. Pada waktu di Bandung beliau Menghimpun beberapa macam langkah gerak permainan pencak dikarenakan bakat dan kemauan keras serta kecerdasan beliau berpikir, dalam waktu 1 tahun beliau mampu menguasai gerakan – gerakan Pencak Silat Cimande I - VIII, Cikalong, Cibaduyut, Cipetir, Cimalaya, Cimpea dan Sumedangan. Tahun 1886, beliau ikut pindah dengan sepupunya ke Betawi (Batavia). Disini beliau menambah lagi kepandaiannya dengan permainan Betawen, Kwiteng, Monyetan dan Permainan Toya. Tahun 1887, beliau pindah ke Bengkulu. Kurang lebih 6 bulan kemudian beliau pindah ke Padang. Di Kampung Ampang/Alai, Kecamatan Pauh, beliau berguru pada Datuk Radja Batuah adik dari Datuk Panghulu yang merupakan guru pencak silat dan ilmu kebatinan tersohor di Padang saat itu dan di sinilah beliau mendapatkan bermacam ilmu dari gurunya tersebut.
Selama
kurang lebih 10 tahun Ki Ngabehi Soerodiwirjo mempelajari aliran pencak
silat di daerah Sumatera Barat yang terdiri beberapa jenis permainan
Padang, Bungus, Pariaman, Padang Panjang, Padang Sidempuan, Padang
Pesisir/Baru, Padang Siranti, Bukit Tinggi, Alang Lawas, Lintau, Solok,
Singkarak, Alang Sipai, Payakumbuh, Libuk Sikaping, Kota Gadang,
Maninjau dan Permainan Sterlak (Sitaralak).
Setelah
cukup lama di Padang beliau pindah Aceh Pesisir, di sini Ki Ngabehi
Soerodiwirjo berjumpa dengan tokoh dalam ilmu kebatinan yaitu I Nyoman
Ide Gempol, seorang Punggawa Besar dari Bali dan terkenal dengan julukan
“Radja Kenanga Mangga Tengah”. Tahun 1898, Ki Ngabehi Soerodiwirjo
pindah ke daerah perbatasan Sumatra Utara dan Aceh, mempelajari pencak
silat dari Tengku Ahmad Mulya Ibrahim. Dan permainan lain yang
dipelajari ialah Langsa, Simpangan, Kucingan, Binjai dan Tarutung I -
IV. setelah beliau pindah ke daerah Sumatra Utara dan mempelajari Pencak
Silat Kuda Batak dan berbagai macam permainan pencak silat dari daerah
tersebut.
Tahun
1903, bertempat di kampung Tambakgringsing, Surabaya, Ki Ngabehi
Soerodiwirjo membentuk paguyuban persaudaraan yang anggotanya disebut
“Sedhulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut
“Djojo Gendhilo”. Pada tahun 1915, beliau mengaktifkan kembali “Sedhulur
Tunggal Ketjer”, hanya Pencak Silatnya sekarang disebut “Djojo Gendhilo
Tjipto Muljo”. Tahun 1917, nama-nama tersebut disesuaikan dengan
keadaan zaman dan berganti menjadi “Setia Hati“. Murid-murid beliau yang
pertama adalah Hadjar Hardjo Oetomo, Koesmindar, Munandar dan
Moestajab. Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat pada hari Jum`at Legi tanggal
10 Nopember 1944 dan di makamkan di makam Winongo Madiun dalam usia Enam
Puluh Delapan Tahun
Riwayat Hidup Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Ki
Hadjar Hardjo Oetomo lahir di Madiun, pada tahun 1890. Pada tahun 1905,
Ki Hadjar Hardjo Oetomo lulus sekolah rakyat dan magang sekolah dasar
di benteng, Madiun. Tahun 1906, beliau menjadi Mantri Pasar Spoor
Madiun. Tahun 1916, beliau bekerja di Pabrik Gula Rejo Agung, Madiun.
Pada saat itu jaman penjajahan. Ki Hadjar kembali magang menjadi guru
pada sekolah dasar di benteng Madiun, Tidak betah menjadi guru beliau
bekerja di Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan
Tapen. Tahun 1906 keluar dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar
Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan terakhir sebagai Ajudan Opsioner
Pasar Milir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah selatan Madiun). Pada
tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun.
Tahun
1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabehi
Soerodiwirjo, pendiri Persaudaran Setia Hati Karena ketekunannya
mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun
mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu
sang guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati (SH). Dan mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club SH PSC Pada tahun 1925
dibubarkan Belanda karena terdapat nama "pencak". Setelah pulang dari
masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan keadaan,
kata "pencak" pada SH PSC menjadi "pemuda". Kata "pemuda" semata-mata
hanya untuk mengelabuhi Belanda agar tidak dibubarkan tahun 1917 nama
tersebut berubah, dan berdirilah Pencak Silat PERSAUDARAAN SETIA HATI,
(SH) yang berpusat di madiun. tujuan perkumpulan tersebut diantaranya,
agar para anggotanya (warga) mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian
Nasional yang kuat karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh
bangsa Belanda. Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar
Hardjo Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan
teman-temannya dari Pilang Bango Madiun dengan berani menghadang kereta
api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan
militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi
berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat
hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera
Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah
mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan
kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan
Setia Hati Terate.
Tahun
1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan mendirikan Setia Hati Pencak
Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian berkembang sampai
ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo, dan
Yogyakarta.Tahun 1925, Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan
datangnya Jepang ke Indonesia.Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC
Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda
Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu SH Terate
bersifat perguruan tanpa organisasi.Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo
Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain mengadakan konferensi di rumah Ki
Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil konferensi
menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono.
Persaudaraan
Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam
Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati
Pencak Sport Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo
Oetomo. Madiun. Hasil konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang
dulunya bersifat perguruan diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo dengan wakilnya Darsono.
Masa Perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate
Tahun
1942, saat Jepang datang ke Indonesia nama Setia Hati PSC dirubah
menjadi Setia Hati Terate. Nama Terate adalah atas usul Ir. Soeratno
Surengpati, warga Setia Hati PSC dan tokoh pergerakan Indonesia Muda.
Tahun
1947 Phasadja Mataram dan Panglipur Harimurti (Saudara PSHT) berupaya
membentuk suatu wadah pencak silat di Indonesia dan terbentuk dengan
nama Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI).
Pada
tahun 1948, atas prakarsa Bapak Soetomo Mangkoedjojo, Bapak Darsono,
dkk diadakan Konferensi Pertama di Pilang Bangau, Madiun. Hasil
Konferensi menyetujui bahwa Setia Hati Terate yang bersifat perguruan
diubah menjadi organisasi dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.
Yang pertama memimpin Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Bapak
Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua umum wakilnya adalah Bapak Darsono.
Kemudian Kepengurusan Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate
berturut-turut dipimpin oleh Bapak Irsyad kemudian Bapak Badini. Pada
tahun ini pula terjadi penghianatan kaum Komunis (PKI) yang dipimpin
oleh Musso terhadap bangsa Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan
kemerdekaan dari penjajah Belanda. Para khadang “PSHT” bersama – sama
satuan – satuan elit pemukul cepat TNI AD KODAM Siliwangi, Brawijaya,
Diponegoro, Jaya yaitu dari Yonif 328, 330, 332 Para Kujang Siliwangi
dan Yonif para Raiders, memukul dan menghabisi sisa – sisa PKI hingga
pelosok pulau Jawa. Setelah pemberontakan selesai
kemudian secara berturut-turut Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad
Irsyad. Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam koepangat, tahun 1977-1984,
Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat oleh
Badini. Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan
Ketua Umum Pusat oleh Tarmadji Boedi Harsono. Tahun 1988, Ketua Dewan
Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT dipimpin oleh Ketua
Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.
Untuk
menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati "Terate" ini, sebelumnya
seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti Pencak Silat dasar yang
dimulai dari Sabuk Hitam, Merah muda, Hijau dan Putih kecil. Pada tahap
ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon saudara. Selama
dalam proses latihan Pencak Silat, seorang pelatih/warga (saudara SH)
juga memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.
Setelah menamatkan Pencak Silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap
sebagai warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan dikecer
(mengucapkan sumpah dan di syahkan dengan mendapatkan materi terakhir
tingkat I PSHT) oleh Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk
saudara SH yang "terbaik dari yang terbaik" yang dipilih melalui
musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut berlangsung pada
bulan Ayura (Muharram dalam penanggallan hijjriah). Adapun syarat yang
harus disediakan dalam pengeceran antara lain: Ayam jago, mori, Pisang,
Sirih, dan lain sebagainya syarat - syarat yang telah ditentukan. Dalam
proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani
dan rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk
secara mendalam dan luas. Saudara SH yang baru
disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara tingkat I
(erster trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam
tiga jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap),
Tingkat II (twede trap), tingkat III (derde trap).Pada Persaudaraan
Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus Pencak Silat yang merupakan warisan
dari Ki Ngabehi Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu
ke-SH-an yang dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap.
Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan dari beberapa aliran pencak silat
yang berasal dari Seluruh Nusantara, di antaranya dari Jawa Barat,
Betawi (Jakarta), Minangkabau, Bali, Aceh, Medan.
Dalam
perjalanannya Khadang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia
baik Instansi pemerintah Sipil maupun Militer, komisariat – komisariat
perguruan tinggi, dan Masyarakat umum. PSHT juga memiliki Komisariat –
komisariat luar Negeri yang di bawa oleh Konsulat dan Pejabat – pejabat
kedutaan besar RI, seperti PSHT komisariat Belanda, Perancis, Belgia,
Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Mesir, Australia, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif mulai dirintis
pencatatan jumlah saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulai
tahun 1999 - 2009 sebanyak 2.080.767